LAPORAN
PRAKTIKUM SEL VOLTA
ANGGOTA
KELOMPOK :
1
.Amirul mukminin
2.
Ella elfiana
3.
husna devita
4.
Luluk lailiyatul A.
5
.Rika elviana
6
.rohmat hidayat
7.
Siti faidatul ummah
Madrasah
aliyah negeri tuban
Jln.hos
cokroaminoto no.04 tuban
Tujuan
:
mengetahui nilai E sel dari beberapa logam
Alat :
·
Beker gelas
·
Elektroda Cu, Zn,Mg.Pb,Fe
·
Voltmeter
·
Jembatan garam
Bahan :
·
Laruta ZnSO4 1 M
·
Laruta MgSO4 1 M
·
Laruta Pb(NO3)2 1M
·
Laruta CuSO4
·
Laruta FeSO4
Dasar teori :
Elektrokimia
adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang
digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya
elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok,
yaitu sel galvani dan sel elektrolisis. Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua
elektroda, yang disebut katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit. Pada
elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Sedangkan reaksi oksidasi terjadi pada
anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi:
1.
Sel Volta / Sel Galvani merubah energi
kimia menjadi listrik
Contoh : batere (sel
kering) dan accu
2.
Sel Elektrolisis à merubah energi
listrik menjadi energi kimia
Contoh : penyepuhan,
pemurnian logam
Dalam
sel volta, reasi redoks spontan digunakan sebagai sumber arus listrik. Sel
elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis,
listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks yang tidak spontan.
Sel
elektrolisis terdiri dari sebuah wadah, elektroda, elektrolit, dan sumber arus
searah. Elektron memasuki kutub negatif (katoda). Spesi tertentu dalam larutan
menyerap elektron dari katoda dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi lain
akan melepas elektron di anoda dan mengalami oksidasi. Jadi sama seperti pada
sel volta, reaksi di katoda adalah reduksi, dan reaksi di anoda adalah
oksidasi. Akan tetapi muatan elektrodanya berbeda. Pada sel volta, katoda
bermuatan positif, dan anoda bermuatan negatif. Pada sel elektrolisis, katoda
bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif. Deret volta diurutkan
berdasarkan urutan potensial reduksi semakin ke kiri, semakin kecil sehingga
sifat pereduksi semakin kuat (logam semakin reaktif atau semakin mudah
meengalami oksidasi).
Potensial
elektroda standar suatu elektroda adalah daya gerak listrik yang timbul karena
pelepasan elektron dari reaksi reduksi. Karena itu, potensial elektroda standar
sering juga disebut potensial reduksi standar. Potensial ini relatif karena
dibandingkan dengan elektroda hidrogen sebagai standar. Nilai potensial
elektroda standar dinyatakan dalam satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, E0
nya adalah 0,00V.
- Bila Eo > 0 à cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator)
- Bila Eo < 0 à cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor)
- Bila Eo > 0 à cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator)
- Bila Eo < 0 à cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor)
Potensial
standar sel adalah nilai daya gerak listrik sel yang besarnya sama dengan
selisih potensial reduksi standar elektroda yang mengalami reduksi dengan
potensial reduksi standar elektroda yang mengalami oksidasi.
Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi
Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi
Cara kerja :
Percobaan 1
1. Msukkan
ZnSO4 ke dalam beker gelas A sebanyak 25
mL, kemudian masukkan CuSO4 ke dalam beker gelas B sebanyak 25 mL . setelah itu
hubungkan kedua gelas tersebut dengan jembatan garam
2. Masukkan
Zn ke dalam ZnSO4 sebagai anoda dan Cu ke CuSO4 sebagai katoda
3. Ukur tegangan
listrik dengan voltmeter melalui logam logam tersebut
Percobaan 2
1. Bersihkan
gelas-gelas tersebut
2. Masukkan
MgSO4 ke dalam beker gelas A sebanyak 25 mL kemudian masukkan CuSO4 ke dakam
beker gelas B sebanyak 25 mL. setelah itu hubungkan kedua gelas tersebut dengan
jembatan garam
3. Masukkan
Mg ke dalam MgSO4 sebagai anoda dan Cu ke CuSO4 sebagai katoda
4. Ukur tegangan
listrik dengan voltmeter melalui logam-logam tersebut
Percobaan 3
1. Bersihkan
gelas-gelas tersebut
2. Masukkan
MgSO4 ke dalam beker gelas A sebanyak 25 mL kemudian masukkan CuSO4 ke dakam
beker gelas B sebanyak 25 mL. setelah itu hubungkan kedua gelas tersebut dengan
jembatan garam
3. Masukkan
Mg ke dalam MgSO4 sebagai anoda dan Zn ke ZnSO4 sebagai katoda
4. Ukur tegangan
listrik dengan voltmeter melalui logam-logam tersebut
Percobaan 4
1. Bersihkan
gelas-gelas tersebut
2. Masukkan
ZnSO4 ke dalam beker gelas A sebanyak 25 mL kemudian masukkan Pb(NO3)2 ke dakam
beker gelas B sebanyak 25 mL. setelah itu hubungkan kedua gelas tersebut dengan
jembatan garam
3. Masukkan
Zn ke dalam ZnSO4 sebagai anoda dan Pb ke Pb(NO3)2 sebagai katoda
4 Ukur tegangan listrik dengan voltmeter
melalui logam-logam tersebut
Percobaan 5
1. Bersihkan
gelas-gelas tersebut
2. Masukkan
MgSO4 ke dalam beker gelas A sebanyak 25 mL kemudian masukkan Pb(NO3)2 ke daLam
beker gelas B sebanyak 25 mL. setelah itu hubungkan kedua gelas tersebut dengan
jembatan garam
3. Masukkan
Mg ke dalam MgSO4 sebagai anoda dan Pb ke Pb(NO3)2 sebagai katoda
4. Ukur tegangan
listrik dengan voltmeter melalui logam-logam tersebut
Percobaan 6
1. Bersihkan
gelas-gelas tersebut
2. Masukkan
FeSO4 ke dalam beker gelas A sebanyak 25 mL kemudian masukkan CuSO4 ke dakam
beker gelas B sebanyak 25 mL. setelah itu hubungkan kedua gelas tersebut dengan
jembatan garam
3. Masukkan
Fe ke dalam FeSO4 sebagai anoda dan Cu ke CuSO4 sebagai katoda
4. Ukur tegangan
listrik dengan voltmeter melalui logam-logam tersebut
Data pengamatan :
NO.percobaan
|
Katoda
|
Anoda
|
E sel
|
1
|
Cu
|
Zn
|
1.1
|
2
|
Cu
|
Mg
|
2.5
|
3
|
Zn
|
Mg
|
2.5
|
4
|
Pb
|
Zn
|
3.2
|
5
|
Pb
|
Mg
|
3.6
|
6
|
Cu
|
Fe
|
4
|
Analisis data :
1. ZnSO4 dan CuSO4,
berdasarkan pengamatan , hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini
yaitu 1,1 Volt. Dan hasil tersebut sesuai dengan teori EOSel = E0Katode
- E0Anode.
2. MgSO4 dan CuSO4,
berdasarkan pengamatan , hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini
yaitu 2.5 Volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang menghasilkan
potensial sel yaitu 2,71 Volt. Jadi selisihnya adalah 0,33 Volt. Perbedaan
tersebut dapat terjadi karena konsentrasi zatnya tidak akurat 1 M, ataupun
elektroda yang tidak di haluskan setelah digunakan.
3. MgSO4 dan ZnSO4,
berdasarkan pengamatan, hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini
yaitu 2.5 Volt. Hasil tersebut kurang sesuai dengan teori yaitu 1,07 Volt.
Jadi, selisihnya adalah 1.43 Volt. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena
konsentrasi zatnya tidak sesuai 1 M, ataupun elektroda yang tidak di haluskan
setelah digunakan.
5. Pb(NO3)2dan ZnSO4
berdasarkan pengamatan hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini
yaitu 3.6 volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yaitu 0.9 volt. Jadi
selisihnya adalah 2.7volt
6. Pb(NO3)2 dan MgSO4
berdasarkan pengamatan hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini
yaitu 3.6 volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yaitu 1.51 volt. Jadi
selisihnya adalah 2.09volt
7. FeSO4 dan CuSO4 berdasarkan pengamatan hasil yang ditunjukkan pada
voltmeter pada reaksi ini yaitu 4 volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan
teori yaitu 0.78 volt. Jadi selisihnya adalah 3.22 volt
Kesimpulan
:
Berdasarkan percobaan yang kami
lakukan maka dapat disimpulkan bahwa potensial sel pada sel volta, yaitu :
NO.percobaan
|
Katoda
|
Anoda
|
E
sel
|
1
|
Cu
|
Zn
|
1.1
|
2
|
Cu
|
Mg
|
2.5
|
3
|
Zn
|
Mg
|
2.5
|
4
|
Pb
|
Zn
|
3.2
|
5
|
Pb
|
Mg
|
3.6
|
6
|
Cu
|
Fe
|
4
|
Adapun perbedaan potensial
selnya pada percobaan dan teori terjadi karena konsentrasi larutan yang kurang
tepat dan elektroda yang tidak dihaluskan setelah digunakan.
Dan Fungsi dari jembatan
garam adalah untuk menghantarkan arus listrik antara kedua elektrolit yang
berada dalam bejana. Selain itu, jembatan garam juga berguna untuk menetralkan
kelebihan atau kekurangan muatan dari ion-ion yang ada dalam larutan di dalam kedua
bejana selama reaksi elektrokimia berlangsung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar