Minggu, 08 Desember 2013

laporan praktikum sel volta



LAPORAN PRAKTIKUM SEL VOLTA




ANGGOTA KELOMPOK :
1 .Amirul mukminin
2. Ella elfiana
3. husna devita
4. Luluk lailiyatul A.
5 .Rika elviana
6 .rohmat hidayat
7. Siti faidatul ummah


Madrasah aliyah negeri tuban
Jln.hos cokroaminoto no.04 tuban




Tujuan : mengetahui nilai E sel dari beberapa logam

Alat :
·         Beker gelas
·         Elektroda Cu, Zn,Mg.Pb,Fe
·         Voltmeter
·         Jembatan garam
Bahan :
·         Laruta ZnSO4 1 M
·         Laruta MgSO4 1 M
·         Laruta Pb(NO3)2 1M
·         Laruta CuSO4
·         Laruta FeSO4

Dasar teori :

Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galvani dan sel elektrolisis. Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda, yang disebut katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit. Pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Sedangkan reaksi oksidasi terjadi pada anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi:
1.      Sel Volta / Sel Galvani merubah energi kimia menjadi listrik
Contoh : batere (sel kering) dan accu
2.      Sel Elektrolisis à merubah energi listrik menjadi energi kimia
Contoh : penyepuhan, pemurnian logam

Dalam sel volta, reasi redoks spontan digunakan sebagai sumber arus listrik. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks yang tidak spontan.

Sel elektrolisis terdiri dari sebuah wadah, elektroda, elektrolit, dan sumber arus searah. Elektron memasuki kutub negatif (katoda). Spesi tertentu dalam larutan menyerap elektron dari katoda dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi lain akan melepas elektron di anoda dan mengalami oksidasi. Jadi sama seperti pada sel volta, reaksi di katoda adalah reduksi, dan reaksi di anoda adalah oksidasi. Akan tetapi muatan elektrodanya berbeda. Pada sel volta, katoda bermuatan positif, dan anoda bermuatan negatif. Pada sel elektrolisis, katoda bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif. Deret volta diurutkan berdasarkan urutan potensial reduksi semakin ke kiri, semakin kecil sehingga sifat pereduksi semakin kuat (logam semakin reaktif atau semakin mudah meengalami oksidasi).

Potensial elektroda standar suatu elektroda adalah daya gerak listrik yang timbul karena pelepasan elektron dari reaksi reduksi. Karena itu, potensial elektroda standar sering juga disebut potensial reduksi standar. Potensial ini relatif karena dibandingkan dengan elektroda hidrogen sebagai standar. Nilai potensial elektroda standar dinyatakan dalam satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, E0 nya adalah 0,00V.
- Bila Eo > 0 à cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator)
- Bila Eo < 0 à cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor)

Potensial standar sel adalah nilai daya gerak listrik sel yang besarnya sama dengan selisih potensial reduksi standar elektroda yang mengalami reduksi dengan potensial reduksi standar elektroda yang mengalami oksidasi.
Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi

Cara kerja :
                                                     
Percobaan 1
1.      Msukkan ZnSO4 ke dalam beker gelas A  sebanyak 25 mL, kemudian masukkan CuSO4 ke dalam beker gelas B sebanyak 25 mL . setelah itu hubungkan kedua gelas tersebut dengan jembatan garam
2.      Masukkan Zn ke dalam ZnSO4 sebagai anoda dan Cu ke CuSO4 sebagai katoda
3.      Ukur tegangan listrik dengan voltmeter melalui logam logam tersebut
Percobaan 2
1.      Bersihkan gelas-gelas tersebut
2.      Masukkan MgSO4 ke dalam beker gelas A sebanyak 25 mL kemudian masukkan CuSO4 ke dakam beker gelas B sebanyak 25 mL. setelah itu hubungkan kedua gelas tersebut dengan jembatan garam
3.      Masukkan Mg ke dalam MgSO4 sebagai anoda dan Cu ke CuSO4 sebagai katoda
4.      Ukur tegangan listrik dengan voltmeter melalui logam-logam tersebut
Percobaan 3
1.      Bersihkan gelas-gelas tersebut
2.      Masukkan MgSO4 ke dalam beker gelas A sebanyak 25 mL kemudian masukkan CuSO4 ke dakam beker gelas B sebanyak 25 mL. setelah itu hubungkan kedua gelas tersebut dengan jembatan garam
3.      Masukkan Mg ke dalam MgSO4 sebagai anoda dan Zn ke ZnSO4 sebagai katoda
4.      Ukur tegangan listrik dengan voltmeter melalui logam-logam tersebut
Percobaan 4
1.      Bersihkan gelas-gelas tersebut
2.      Masukkan ZnSO4 ke dalam beker gelas A sebanyak 25 mL kemudian masukkan Pb(NO3)2 ke dakam beker gelas B sebanyak 25 mL. setelah itu hubungkan kedua gelas tersebut dengan jembatan garam
3.      Masukkan Zn ke dalam ZnSO4 sebagai anoda dan Pb ke Pb(NO3)2 sebagai katoda
      4    Ukur tegangan listrik dengan voltmeter melalui logam-logam tersebut
Percobaan 5
1.      Bersihkan gelas-gelas tersebut
2.      Masukkan MgSO4 ke dalam beker gelas A sebanyak 25 mL kemudian masukkan Pb(NO3)2 ke daLam beker gelas B sebanyak 25 mL. setelah itu hubungkan kedua gelas tersebut dengan jembatan garam
3.      Masukkan Mg ke dalam MgSO4 sebagai anoda dan Pb ke Pb(NO3)2 sebagai katoda
4.      Ukur tegangan listrik dengan voltmeter melalui logam-logam tersebut
Percobaan 6
1.      Bersihkan gelas-gelas tersebut
2.      Masukkan FeSO4 ke dalam beker gelas A sebanyak 25 mL kemudian masukkan CuSO4 ke dakam beker gelas B sebanyak 25 mL. setelah itu hubungkan kedua gelas tersebut dengan jembatan garam
3.      Masukkan Fe ke dalam FeSO4 sebagai anoda dan Cu ke CuSO4 sebagai katoda
4.      Ukur tegangan listrik dengan voltmeter melalui logam-logam tersebut





Data pengamatan :

NO.percobaan
Katoda
Anoda
E sel
1
Cu
Zn
1.1
2
Cu
Mg
2.5
3
Zn
Mg
2.5
4
Pb
Zn
3.2
5
Pb
Mg
3.6
6
Cu
Fe
4

Analisis data :
1.      ZnSO4 dan CuSO4, berdasarkan pengamatan , hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 1,1 Volt. Dan hasil tersebut sesuai dengan teori EOSel = E0Katode ­ - E0Anode.
2.      MgSO4 dan CuSO4, berdasarkan pengamatan , hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 2.5 Volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang menghasilkan potensial sel yaitu 2,71 Volt. Jadi selisihnya adalah 0,33 Volt. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena konsentrasi zatnya tidak akurat 1 M, ataupun elektroda yang tidak di haluskan setelah digunakan.
3.      MgSO4 dan ZnSO4, berdasarkan pengamatan, hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 2.5 Volt. Hasil tersebut kurang sesuai dengan teori yaitu 1,07 Volt. Jadi, selisihnya adalah 1.43 Volt. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena konsentrasi zatnya tidak sesuai 1 M, ataupun elektroda yang tidak di haluskan setelah digunakan.
5.      Pb(NO3)2dan ZnSO4 berdasarkan pengamatan hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 3.6 volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yaitu 0.9 volt. Jadi selisihnya adalah 2.7volt
6.      Pb(NO3)2 dan MgSO4 berdasarkan pengamatan hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 3.6 volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yaitu 1.51 volt. Jadi selisihnya adalah 2.09volt
7.      FeSO4 dan CuSO4 berdasarkan pengamatan hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 4 volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yaitu 0.78 volt. Jadi selisihnya adalah 3.22 volt

Kesimpulan :

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa potensial sel pada sel volta, yaitu :


NO.percobaan
Katoda
Anoda
E sel
1
Cu
Zn
1.1
2
Cu
Mg
2.5
3
Zn
Mg
2.5
4
Pb
Zn
3.2
5
Pb
Mg
3.6
6
Cu
Fe
4

Adapun perbedaan potensial selnya pada percobaan dan teori terjadi karena konsentrasi larutan yang kurang tepat dan elektroda yang tidak dihaluskan setelah digunakan.
Dan Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menghantarkan arus listrik antara kedua elektrolit yang berada dalam bejana. Selain itu, jembatan garam juga berguna untuk menetralkan kelebihan atau kekurangan muatan dari ion-ion yang ada dalam larutan di dalam kedua bejana selama reaksi elektrokimia berlangsung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar